Halaman

wahabi/salafi itu bodoh dan sesat

artikel berikut ini juga dikirim oleh wahab silahkan anda baca artikel selengkapnya dibawah ini:


Akidah tajsim dan tasybih telah menggelincirkan Salafi Wahabi hingga pada suatu keyakinan bahwa Allah seperti sosok seorang pemuda , berambut ikal , bergelombang dan mengenakan baju berwarna merah. Klaim ini dikatakan oleh Ibnu Abu Ya’la dalam kitab Thabaqat al-Hanabilah. Abu Ya’la mendasarkan pernyataan itu kepada hadits berikut :

عن عكرمة اَن الرسول صلى الله عليه وسلّم قال: راَيت ربي عزّ وجلّ شَابا امرد جعد قطط عليه حلة حمراء


“Dari Ikrimah: bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku telah melihat Tuhanku SWT berupa seorang pemuda berambut ikal bergelombang mengenakan pakaian merah.” (Ibnu Abu Ya’la: Thabaqat al-Hanabilah, jilid 2, halaman 39)

Sungguh keji pengaruh riwayat palsu di atas. Riwayat-riwayat palsu produk pikiran Yahudi itu kini berhasil membodohi akal pikiran para pengikut Salafi Wahabi, sehingga mereka menerima keyakinan seperti itu. Tidak diragukan lagi, hadits semacam ini adalah kisah-kisah Israiliyat yang bersumber dari orang-orang Bani Israil.

Salafi Wahabi memperjelas hadits di atas dengan hadits lain yang bercerita tentang Allah duduk di atas kursi emas, beralaskan permadani yang juga terbuat dari emas, dalam sebuah taman hijau. Singgasana (Arsy) Allah dipikul oleh empat malaikat dalam rupa yang berbeda-beda, yaitu seorang lelaki, singa, banteng dan burung elang. Keyakinan aneh semacam ini dipaparkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Kitab at-Tauhid wa Itsbat Shifat ar-Rab.

Siapakah Ibnu Khuzaimah? Dia adalah salah seorang ulama ahli hadits yang banyak dipakai oleh Salafi Wahabi untuk dijadikan referensi. Namun setelah semakin matang dalam pengembaraan intelektualnya, Ibnu Khuzaimah menyesali diri telah menulis kitab tersebut, seperti dikisahkan oleh al-Hafidz al-Baihaqi dalam kitabal-Asma wa ash-Shifat hal. 267

Walaupun begitu, soko guru Salafi Wahabi, yaitu Ibnu Taimiyah tetap mengatakan bahwa Ibnu Khuzaimah adalah ”Imamnya Para Imam” karena menurutnya telah banyak meriwayatkan hadits-hadits ’shahih’ tetang hakikah Dzat Tuhan (padahal yang sebenarnya hadits-hadits itu kenal dengan nuansa tasybih dan hikayat Israiliyat). Oleh karena itu, ketika mengomentari sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah, Ibnu Taimiyah berkata :

”Hadits ini telah diriwayatkah oleh ’Imamnya Para Imam’ yaitu Ibnu Khuzaimah dalam Kitab at-Tauhid yang telah ia syaratkan untuk tidak berhujjah di dalamnya melainkan dengan hadits-hadits yang dinukil oleh perawi adil dari perawi adil lainnya, sehingga bersambung kepada Nabi SAW” (Ibnu Taimiyah: Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah, Jilid 3, hal. 192)

Maka tak heran jika Ibnu Taimiyah pun berkeyakinan sama buruknya, seperti dalam Majmu’ Fatawa j. 4, h. 374, Ibn Taimiyah berkata “Para ulama yang diridlai oleh Allah dan para wali-Nya telah menyatakan bahwa Rasulullah Muhammad didudukan oleh Allah di atas ‘arsy bersama-Nya”.

Awalnya Ibnu Khuzaimah sangat meyakini bahwa seluruh hadits yang ia muat di dalam kitabnya adalah shahih dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebab menurut pengakuannya ia telah meriwayatkanya dengan sanad bersambung melalui para periwayat yang adil dan terpercaya. Demikian sebagaimana ia tegaskan di awal kitab tersebut dan juga tertulis di cover depan kitab at-Tauhid tersebut.

Gambar dibawah ini adalah scan teks tentang keyakinan tasybih dari Kitab at-Tauhid karya Ibnu Khuzaimah, tahkik Muhammad Khalil Harras, Dar al-Kutub al-Ilmiah, Beirut, Lebanon 1403 H./1983, halaman 198.


Untuk lebih jelasnya kami tuliskan ulang hadits Israiliyat yang sudah menjadi bagian dari keyakinan kaum Salafi Wahabi itu sebagai berikut :


عن عبد الله عمر بن الخطاب بعث الى عبد الله بن العبّاس يساله: هل راى محمّد صلى الله عليه وسلم ربّه؟ فارسل اِليه عبد الله بن العبّاس: ان نعم. فردّ عليه عبدالله بن عمر رسوله: ان كيف راه؟ قال: فارسل انّه راه في روضة خضراء دونه فِراش من ذهب على كرسي من ذهب يحمله اربعة من الملاىكة، ملك في صورة رجل، و ملك في صورة ثور وملك في صورة نسر، وملك في صورة اسد



….. Abdullah ibnu Umar ibnu al-Khaththab mengutus seseorang untuk menemui Ibnu Abbas menanyainya, ”Apakah Muhammad SAW melihat Tuhannya?” Maka Abdullah ibnu Abbas mengutus seseorang kepadanya untuk menjawab, ”Ya, benar. Ia melihatnya.” Abdullah ibnu Umar meminta pesuruhnya kembali kepada Ibnu Abbas untuk menanyakannya, ”Bagaimana ia melihat-Nya?”. Ibnu Abbas menjawab melalui utusannya itu, ’Da melihat-Nya berada di sebuah taman hijau, dibawah-Nya terdapat hamparan permadani emas yang dipikul oleh empat malaikat; malaikat berupa seorang laki-laki, malaikat berupa banteng, malaikat berupa burung elang, dan malaikat berupa singa.”

(Ibnu Khuzaimah: Kitab at-Tauhid, tahkik Muhammad Khalil Harras, Dar al-Kutub al-Ilmiah, Beirut, Lebanon 1403 H./1983 M, hal. 198)

Pembaca yang budiman, Ketika kami menggabungkan hadits Abu Ya’la yang telah lalu dan hadits Ibnu Khuzaimah ini (dimana keduanya telah menjadi dogma Salafi Wahabi), kami sungguh sangat terperanjat!. Kami menjumpai adanya kesamaan antara dogma Salafi Wahabi itu dengan dogma Nashrani, dalam hal ini gambar Tuhan milik mereka. Sebuah gambar yang mengilustrasikan tentang hakikat Tuhan mereka, Yesus Kristus.

Lukisan itu sama persis dengan apa yang digambarkan oleh Salafi Wahabi, yaitu: seorang pemuda , berambut ikal bergelombang mengenakan pakaian merah, sedang duduk di atas kursi emas di taman hijau dibawah-Nya hamparan permadani emas yang dipikul oleh empat malaikat berupa seorang laki-laki, banteng (sapi hutan),burung elang, dan singa.

Dibawah ini gambaran milik umat Kristiani tentang Yesus Kristus, silahkan Anda bandingkan dengan hadits Ya’la dan Ibnu Khuzaimah yang direkomendasikan oleh Salafi Wahabi untuk diyakini oleh setiap pengikutnya:



Perhatikanlah gambar milik kaum Nashrani di atas, tidak ada bedanya sama sekali dengan apa yang diajarkan oleh Salafi Wahabi tentang jati diri Tuhan. Apakah ajaran Salafi Wahabi tadi (yang mereka klaim berasal dari hadits shahih) adalah hasil copy paste dari ajaran orang-orang Yahudi dan Nashrani ini? Kenapa ini bisa terjadi? Karena akidah Salafi Wahabi berasal dari hadits-hadits palsu Israiliyat, yakni karangan orang-orang Bani Israil yang telah Allah sesatkan.

Oleh karenanya, sudah selayaknya kita meragukan dogma tajsim dan tasybih kaum Salafi Wahabi, sebag tajsim dan tasybih itu sangat diwanti-wanti dan dilarang dalam Islam. Terkadang, kaum Salafi Wahabi masih saja mengelak dan memutar kata dari tuduhan tajsim ini. Namun, jika yang demikian bukan tajsim, lalu yang bagaimana lagi yang dinamakan tajsim? Berhati-hatilah wahai umat Islam dari mengikuti faham mereka ini agar kita tidak terperosok dalam kemusyrikan dan kekafiran.

Namun sayangnya, semakin mereka dikritik, maka akan semakin keras menentang (mungkin karena memang seperti itulah watak asli mereka). Mereka merasa paling benar. Nyata-nyata mereka yang keliru, tetapi malah mereka yang bersikap lebih keras kepada umat Islam yang coba meluruskan, lalu menudingkan tuduhan kafir. Dalam buku mereka, Halaqat Mamnu’ah karangan Hisyam al-Aqqad dinyatakan:

من فسّر اِستوى باستولى فهو كافر

”Barang siapa yang menafsirkan kata istawa dengan istawla (menguasai), maka dia kafir.”

Dari pemaparan ringkas di atas, Anda dapat mengerti bagaimana kualitas akal pikiran sebagian ulama Mujassimah yang menjadi rujukan Salafi Wahabi. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika Ibnu al-Jauzi mensifati mereka sebagai para ahli hadits dungu. Adakah kedunguan yang melebihi kedunguan kaum yang sesekali meyakini bahwa Allah SWT duduk di sebuah kursi yang dipikul oleh empat malaikat dalam rupa berbeda-beda, sesekali meyakini bahwa Allah SWT bersemayam di atas Arasy-Nya yang ditegakkan di atas punggung delapan ekor banteng yang mengapung di atas air di sebuah rumah di atas langit ketujuh, dan sesekali meyakini bahwa Allah SWT duduk berselonjor sambil meletakkan salah satu kaki-Nyadi atas kaki-Nya yang lain? Itu semua adalah hadits-hadits palsu buatan Bani Israil yang dikenal riwayat-riwayat Israiliyat. Masihkah Salafi Wahabi tidak menyadarinya, melainkan malah menganggap dirinya yang paling benar?. La haula wa la quwwata ill billah. Semoga Allah mengilhamkan kepada kita kemurnian akidah dan kesucian keyakinan tentang sifat-sifat-Nya yang Maha Suci serta kematangan logika.

artikel ini dikirim oleh wahab
NB
bagi rekan rekan salafi kami mohon maaf dengan postingan ini
postingan ini dikirim oleh muslim sunni
apabila anda keberatan anda juga bisa mengirim artikel bantahan untuk kami posting di situs blogger muslim ini
atas pengertian dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih


15 komentar:

  1. Wahai saudaraku berkatalah yang baik atau diam,itu lebih baik bagimu,Sesunguhnya aku berlepas diri atas kejahilan antum, karena malas belajar,bacalah kitab usulusunah karya imam ahmad atau syarhus sunnah karya imam albarbahry, semoga Alloh mengampunimu.

    BalasHapus
  2. wahai anonim di atas baca lah kitab karangan Asy-Syafi'i, Al-Malik, karena sesungguhnya merekalah karena mereka lebih baik dari albarbahry.
    knp saya berani katakan lebih baik...? ulama yang lebih dekat kepada masa Rasullah S.A.W itu lebih baik. sesuai dengan hadis Rasulullah S.A.W...

    BalasHapus
  3. anonim2@
    percuma ngasih nasehat sama orang yg tidak mau sama rasulullah saw dan pada orang yg tidak memulyakan allah dan rasulnya dengan pengagungan yg semustinya.
    hati mereka mati

    BalasHapus
  4. wahabi kalo ngomong dah kaya yg palin pinter aja: sesungguhnya saya berlepas diri dari kejahilan antum, padahal dengan secara sadar ( sekali lagi, dengan secara sadar ) wahabi yang berlepas diri dari Rasul, sahabat, dan para salafussaleh

    BalasHapus
  5. perkaya ilmu dl,br keluarin kt2!!!!!
    orang2 kolot yg gak pernah mau belajar tu ya kalian,,,,,
    ga bermutu neh bacaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang harus memperkaya ilmu itu orang wahabi,sama ilmu ushul saja gak tahu sudah mengkafirkan orang yang bertahlilan.
      seharusnya antum malu,orang islam kok gak ngerti ilmu islam

      Hapus
  6. http://farouqihasbi.blogspot.de/2012/06/penjelasan-tentang-wahabi.html

    tolong dibaca jangan berdebat kusir tanpa ilmu . dan buat ini blog baca lebih banyak dahulu
    wallahu alam

    BalasHapus
  7. hasbi@postingan anda itu hanya dongeng belaka,coba anda baca disini:
    http://mahrusaligpl.blogspot.com/2012/08/dongeng-wahabidongeng-wahhabi.html

    BalasHapus
  8. Akhi, Kenapa saya pilih manhaj salasfussaleh? Sepengetahuan saya mengaji dg para asatid saya tdk pernah diajarin bicara tanpa dalil yg sohih, cara bicaranya juga santun. Saya buka blog dan website-nya juga tdk ada yg aneh apalagi sesat karena dibuat utk tujuan dakwah yg haq. Semuanya dg dalil dan jujur. Tidak seperti antum yg menghapus beberapa komentar.. Antum tdk jujur akhi, bagaimana antum mau fitnah kami yg antum rekayasa dg kata-kata Salafi Wahabi? Semakin antum hasad kepada kami maka para pembaca blog ini akan semakin tahu ke-hasad-an antum. Insya Allah kami akan istiqomah dg manhaj salafussaleh. Semoga Allah memberi petunjuk untuk antum, tapi jika antum bukan muslim semoga Allah melaknat dan menghancurkan antum.

    BalasHapus
  9. yang kami hapus bukan jawaban dari kaum salafi/wahabi,tapi kaum nasrani yang promosi websitenya.
    anda mengatakan salafi/wahabi selalu memakai dalil yg shahih?!
    shahih apa dishahihkan albani?
    lalu mana dalil shahih yg memerintahkan mengkufurkan umat islam yg tidak sependapat apalagi menghalalkan membantainya?
    kalau memang salafi/wahabi itu tidak sesat,silahkan kirim artikel ke blog ini.
    karna blog ini bukan hanya untuk sunni,tapi juga buat wahabi,agar mereka semua tidak hanya berkoar koar di blognya sendiri

    BalasHapus
  10. Syaitonpun tersenyum manakala sesama umat Islam saling menghina. Mari kita mencari ilmu untuk memperbaiki ibadah kita

    BalasHapus
  11. saat wahabi tidak bisa menjawab,mereka mengeluarkan banyah dalih untuk memalingkan malu mereka,DEBAT KUSIR LAH,GAK SHAHIH LAH DLL.
    tapi pada kenyataannya,mereka selalu tidak bisa berhujjah,baik dalam internet maupun di dunia nyata

    BalasHapus
  12. Air yang ada sekarang sudah keruh berhubung perjalanan yang sangat panjang dari hulunya, mari kita cari sumber air yang bersih yang tidak akan di perdebatkan kebersihannya...

    BalasHapus
  13. @anonom.
    Ya, dakwahmu memang seperti itu. "Air yang sekarang sudah keruh, berhubung perjalanan yang panjang dari hulunya" itu ada kelanjutannya. "makanya sekarang, kitlah salafi... yang murni dari madinah" betul seprti itu kan kalau kalian dakwah? Kalian tidak tahu bahwa sesungguhnya salafi itu pendirinya adalah orang badui. Memangnya kalian tau yang kalian ikuti ini air yang jernih? jangan2 air bening yang penuh dengan racun atau merkuri? Saya tidak membenarkan aliran atau ajaran yang saya lakukan, tapi yang saya tau, islam itu tidak boleh seenaknya bilang bid'ah, bilang kafir. semuanya ada tuntunannya....

    BalasHapus

Mohon Berkomentar yang Baik

Komentar yang mengandung kalimat SARA,SPAM atau berulang ulang akan kami hapus.
Terima Kasih atas komentar baik anda