Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Memalsukan Spanduk Pagar Nusa
Pemalsuan Spanduk Pagar Nusa yang dilakukan Oleh Hizbut Tahrir Indonesia sangat saya sayangkan,karena terus terang secara pribadi saya tidak tahu apa HTI itu sesat atau tidak,dan saya tahu sendiri ada 2 orang yang saya kenal dan sampai sekarang masih aktif di HTI dan mereka berdua tidak sesat,walaupun 2 orang tersebut tidak bisa mewakili HTI namun ini hanya sebuah gambaran dari saya pribadi,jadi kalau masalah HTI sesat atau tidak saya tidak bisa memastikan sendiri karena saya tidak tahu sendiri mengenai kesesatan HTI.namun kalau anda melihat dan mencari tahu dari situs situs NU seperti NU Online,Sarkub dan lain lain,HTI ternyata cap sebagai aliran sesat.dan pemalsual spanduk Pagar Nusa yang dilakukan HTI ini memperburuk nama baik mereka sendiri,dan saya sangat menyayangkan hal itu.
Berikut ini kecaman NU kepada HTI yang memalsukan Spanduk Pagar Nusa:
Saran saya kepada HTI:
Lebih baik dan sangat bijak apabila HTI secara publik meminta maaf kepada NU karena meminta maaf itu adalah hal yang sangat terpuji dan sekaligus hal itu akan menghapus perasangka-perasangka buruk kepada HTI.
ini hanya sekedar saran dari saya.mohon maaf apabila saya terlalu sok menasehati.
Pemalsuan Spanduk Pagar Nusa yang dilakukan Oleh Hizbut Tahrir Indonesia sangat saya sayangkan,karena terus terang secara pribadi saya tidak tahu apa HTI itu sesat atau tidak,dan saya tahu sendiri ada 2 orang yang saya kenal dan sampai sekarang masih aktif di HTI dan mereka berdua tidak sesat,walaupun 2 orang tersebut tidak bisa mewakili HTI namun ini hanya sebuah gambaran dari saya pribadi,jadi kalau masalah HTI sesat atau tidak saya tidak bisa memastikan sendiri karena saya tidak tahu sendiri mengenai kesesatan HTI.namun kalau anda melihat dan mencari tahu dari situs situs NU seperti NU Online,Sarkub dan lain lain,HTI ternyata cap sebagai aliran sesat.dan pemalsual spanduk Pagar Nusa yang dilakukan HTI ini memperburuk nama baik mereka sendiri,dan saya sangat menyayangkan hal itu.
Berikut ini kecaman NU kepada HTI yang memalsukan Spanduk Pagar Nusa:
Jakarta, NU Online
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dinilai telah melakukan aksi pemalsuan dengan memasang spanduk salah satu badan otonom NU, Pagar Nusa, pada Muktamar Khilafah 2013 HTI di Jakarta, Ahad (2/6), sebagai tanda dukungan terhadap berdirinya negara khilafah.
Spanduk yang menempel di tribun stadion Gelora Bung Karno tersebut memampang logo resmi organisasi pencak silat NU itu dengan jargon berbahasa Sunda ”Cadu Mundur Pantang Mulang” atau tidak akan mundur tidak akan pulang. Di bawahnya tertulis jelas ”Pagar Nusa Wilayah Tanjungsari-Sumedang”, diikuti teks ”Siap Mengawal Tegaknya Syariah dan Khilafah”.
Sekretaris Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Aceng Muhyi, mengaku kaget dan prihatin dengan informasi tersebut. Pihaknya kecewa karena selama ini Pagar Nusa di Sumedang hanya ada di tingkat pimpinan cabang alias kabupaten, belum ada di tingkat kecamatan.
”Kami mengecam aksi ini,” katanya kepada NU Online lewat telepon, Jumat (7/6).
Tanjungsari merupakan salah satu kecamatan di Sumedang, berbatasan di sisi barat daya dengan Kecamatan Jatinangor. Secara resmi NU menggunakan istilah ”Pimpinan Anak Cabang (PAC)” untuk merujuk badan otonomnya, seperti Pagar Nusa, di tingkat kecamatan, dan bukan ”wilayah”.
”HTI di Tanjungsari dan Jatinangor sekarang memang cukup gencar. Mulai banyak aktivis-aktivis mahasiswa (HTI) yang masuk kantong-kantong NU di sana. Ini mungkin juga mempengaruhi kejadian ini,” katanya.
Aceng berencana akan memanggil Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) setempat untuk mengklarifikasi peristiwa ini. Dia menegaskan, spanduk yang dipasang berderet dengan spanduk-spanduk milik HTI tersebut adalah bentuk pemalsuan yang sama sekali tak terkait dengan PCNU Sumedang.
Saran saya kepada HTI:
Lebih baik dan sangat bijak apabila HTI secara publik meminta maaf kepada NU karena meminta maaf itu adalah hal yang sangat terpuji dan sekaligus hal itu akan menghapus perasangka-perasangka buruk kepada HTI.
ini hanya sekedar saran dari saya.mohon maaf apabila saya terlalu sok menasehati.